ISI
1.
Kelebihan
dan kelemahan analisis fundamental dan teknikal
Fundamental
Kelebihan :
·
Memberikan
data-data
detil tentang kesehatan sebuah perusahaan.
·
Analisis Fundamental tidak hanya
berbicara tentang kesehatan perusahaan tapi juga tentang makro ekonomi.
·
Penggerak
harga
·
Sederhana,
anda cukup dapat mengetahui apakah naik, turun atau tetap. Tidak seperti
teknikal yang perlu menggunakan angka.
kelemahan :
·
Penggunaan
data-data masa lampau. Dari
data masa lampau itu lalu di proyeksikan apakah harga saham termasuk murah atau
mahal. Diharapkan data analisis
fundamental dimasa lampau tersebut dapat mencerminkan kinerja masa
depan.
·
Tidak
dapat menjawab kebutuhan secara eksak. Ingat bahwa dasar dari analisa
fundamental bukanlah matematika melainkan ilmu ekonomi dan psikologi pasar.
·
Dibutuhkan
waktu untuk mengumpulkan dan mendapatkan data. Data laporan
keuangan muncul pada awal kuartal baru, sehingga kadang
sudah terlambat karena harga saham sudah naik duluan. Berita umumnya selalu
datang terlambat, kita mengetahuinya dari media massa sehingga umumnya data
sudah basi. Selain itu kadang kita perlu waktu juga untuk mengecek kebenaran
data terlebih dahulu. Jadi kita perlu mengecek apakah perusahaan benar-benar
memberikan laporan keuangan yang sejujurnya.
·
Analisis fundamental juga tidak bisa 100
% diterapkan di dalam pasar yang tidak efisien. Misalnya kita melakukan valuasi
dan menemukan saham sangat
murah, namun demikian harga tidak juga beranjak naik karena pemegang saham
besar belum juga mau menaikkan harga
saham tersebut.
Teknikal
Kelebihan :
·
Fokus pada Harga. Jika tujuan kita adalah memprediksi pergerakan harga dimasa
mendatang, maka masuk akal untuk memfokuskan pada pergerakan harga baik data
harga masa lalu atau yang sedang terjadi. Dengan memfokuskan hanya kepada pergerakan harga maka hal ini akan
jelas mempersingkat waktu dan kita tidak banyak dipusingkan dengan banyak
berita-berita.
·
Permintaan,Penawaran dan pergerakan harga. Banyak orang yang menggunakan analisis
tekhnikal mengunakan data harga open, high, low and close ketika menganalisa
pergerakan harga pasar.ada informasi yang dapat diambil dari informasi harga
tersebut. Meskipun data ini tidak dikatakan banyak memberikan informasi.
Bagaimnapun juga memanfaatkan semua data open, high, low dan close akan merefleksikan kekuatan supply dan
demand yang terjadi pasar .
·
Support/Resistance. Secara simple Gafik dapat membantu untuk mengidentifikasi level
support dan resistance. Ini biasanya ditandai dengan harga yang beberapa periode waktu yang relative lama
bergerak dalam range harga tertertentu, ini adalah informasi buat kita bahwa
kekuatan permintaan dan penawaran adalah mengalami kemacetan. Ketika harga
bergerak keluar dari range harga maka ini adalah signal bahwa baik penawaran
atau permintaan memulai melakukan penekanan. Jika harga sudah melewati garis
atas (resistance) maka dikatakan bahwa permintaan adalah pemenangnya sedangkan
sebaliknya jika harga menembus garis bawah (support) maka penawaran mempunyai
control lebih terhadap permintaan.
·
History Harga
Membaca history data harga grafik dalam periode waktu adalah sangat mudah. Grafik adalah lebih mudah dari pada
membaca angka-angka, dengan history data ini kita dapat mengidentifikasi reaksi sebelum dan sesudah setelah
level pentingnya, History
volume atau level trading dan kekuatan
relative dari harga.
·
Diikuti dengan Entry Point dan Exit Point
Dengan Analisis Tekhnikal kita dapat menenentukan waktu yang tepat untuk
melakukan entry point maupun exit point.
Kelemahan :
·
Analisis tekhnikal adalah
bias. Analisis
tekhnikal adalah sangat subjektif dan secara personal kondisi ini dapat
direfleksikan ketika kita melakukan analisa. Ketika kita menganalisa harga dan
kebetulan harga naik maka Kondisi Bias bullish akan membayangi, kemudian ketika
pasar bergerak turun maka kondisi tekhnikal akan mengindikasikan turun.kenapa
hal ini bisa terjadi? Karena semua analisis tekhnikal adalah mengikuti harga.
Coba bayangkan kalo anda melihat grafik dan indikator menginformasikan naik kemudian anda
melaksanakan transaksi beli kemudian beberapa menit kemudian harga berbalik
turun dan indikator
merubah arahnya menjadi turun.
·
Analisis Tekhnikal membuka banyak Interprestasi (Penafsiran).
Antara analist yang satu dengan yang lain mempuyai prediksi yang berbeda dengan
melihat harga yang sama. Keduanya dapat membuat garis support dan resistance
yang logis untuk membenarkan posisi mereka masing-masing. Selain itu dengan
time frame yuang berbeda maka anda akan menemukan berbagai macam informasi yang
berbeda-beda tergantung dari time frame yang di pergunakan. Subyektifitas dalam
analisis tekhnikal ini terlihat pada saat kita mempunyai keyakinan untuk naik
kemudian kita mencoba mencari indicator atau pola harga yang mendukung persepsi
kita.
·
Sangat Terlambat
Analisis tekhnikal telah banyak di kritik karena keterlambatannya memberikan
informasi. Menjadi sangat beresiko ketika anda benar-benar menjalankan
transaksi ketika analisis tekhnikal benar-benar sudah konfirmasi baik time
frame jangka pendek maupun jangka panjang. Anda akan menemukan bahwa apa yang
anda lakukan adalah sudah terlambat. Sebaliknya jika anda mengandalkan time
frame jangka pendek untuk memberikan signal yang lebih cepat maka anda akan
menemukan banyak sekali signal palsu
·
Selalu mempuyai level harga yang berubah ubah
Ketika target harga terpenuhi, selalu ada lagi target harga yang lain yang di
perhitungkan. Tekhnikalis di salahkan karena hal ini mereka tidak pernah tetap
pendiriannya. Meskipun dalam kondisi Bullish selalu ada beberapa indicator dan
beberapa level yang di pertimbangkan untuk opini ini. Tidak memiliki kepastian.
2. Macam-macam bentuk dari
analisis teknikal :
Dalam analisis teknikal classic yang perlu diperhatikan dan dipelajari
yaitu mengenai pola-pola grafik, dimana pergerakan harga saham diidentifikasi
dengan pola-pola grafik tertentu. Pola grafik tersebut terbagi menjadi dua
yaitu reversal pattern
(pembalikan) dan continuation pattern
(lanjutan). Adapun
pola-pola yang terbentuk dalam reversal pattern (pembalikan) yaitu:
·
Head & Shoulder
Head & shoulder adalah salah satu pola reversal
yang sangat popular, disamping keakuratan sinyal yang dapat diandalkan, dan
juga sesuai namanya terbentuk dari pergerakan yang menyerupai sepasang bahu dan
kepala yang menghadap ke atas. Yang perlu diperhatikan dalam mengindentifikasi
head & shoulder yaitu terjadi dalam trend yg sedang naik/uptrend. Berikut
ini gambar ilustrasinya:
Sedangkan Inverted
head & shoulder yaitu kebalikan dari pola Head & shoulder,
polanya/bentuknya sama saja dengan Head & shoulder hanya saja Head &
shoulder mengindifikasikan penurunan maka Inverted head & shoulder
mengindikasikan kenaikan (bullish), dan terjadi dalam trend yang sedang
turun/downtrend. Berikut ini gambar ilustrasinya:
·
Double
Top
Double top adalah salah satu pola reversal yang
relative mudah dikenali karena sering terjadi dan bentuk polanya yang
menyerupai huruf M. Bila terjadi pola ini maka indikasi yang diberikan adalah
akan terjadi penurunan (bearish). Ketentuan-ketentuan dari double top banyak
memiliki persamaan dengan head & shoulder, hal ini dikarenakan double top
tidak lain adalah penyederhanaan dari head & shoulder. Bedanya double top
tidak memilki head. Berikut ini gambar
·
Double
Bottom
Sama
halnya dengan head & shoulder,
double top juga memiliki kebalikannya yaitu double bottom dimana segala
ketentuannya sama saja dengan double top, hanya saja terbalik. Double bottom menunjukkan indikasi adanya kenaikan (bullish). Dalam
mengindikasikan kemungkinan terjadinya pola double bottom, pastikan bahwa
adanya trend menurun yang signifikan dalam beberapa bulan. Berikut ini gambar ilustrasinya:
·
Triple
Top
Tiga puncak pergerakan harga yang sebaliknya sama tinggi adalah fokus
utama pada pola ini. Pola triple top seperti pola-pola sebelumnya juga
merupakan pola yang cukup akurat dalam memberikan sinyal akan terjadinya
penurunan (bearish). Ketentuan yang berlaku pada pola ini sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan double top, karena hanya ditambahkan 1 head atau puncak lagi.
Hal ini menyebabkan pola ini sangat jarang ditemui dan biasanya terbentuk dalam
jangka waktu yang relative panjang (1-6 bulan). Target price didapatkan dengan
mengambil jarak antara head dengan garis neckline-nya. Sama halnya dengan double top,
triple top juga mempunyai kebalikannya yaitu triple bottom.
·
Rounding Bottom
Pola berikut ini walaupun agak jarang muncul namun
sinyal yang diberikannya cukup akurat bagi para chartist. Rounding bottom atau
dikenal juga dengan Saucer bottom adalah pola yang berupa cekungan/lembah yang
cukup dalam yang apabila disatukan dengan garis resistennya maka mirip dengan
sebuah mangkuk. Pola ini biasanya terbentuk dari pergerakan harga saham yang
datar kemudian bergerak turun. Rounding bottom mencerminkan periode dari
bearish ke bullish, dengan kata lain rounding bottom memberikan sinyal akan
terjadi kenaikan (bullish). Dalam mengindikasikan pola ini harus terlihat bahwa
akan ada kecendrungan terbentuknya pola yang menurun. Rounding bottom termasuk
dalam pola long-therm yang terbentuk dalam hitungan beberapa minggu hingga
bulanan. Tidak seperti pada pola reversal lainnya, lembah yang terbentuk oleh Rounding
bottom tidak harus lembah yang terendah dari sebelumnya. Perjalanan
terbentuknya pola ini akan mungkin banyak terjadi fluktuasi kecil namun tetap
pada pola utamanya. Berikut ini gambar ilustrasinya:
Sedangkan pola-pola yang terbentuk dalam continuation pattern yaitu:
·
Flag
Sesuai dengan namanya pola Flag berbentuk seperti sebuah bendera lengkap
dengan tiangnya. Pola flag terbentuk dalam pergerakan harga yang bergerak cepat
yang biasanya secara bertahap naik/turun. Flag biasanya berlangsung cukup
singkat selama beberapa hari hingga beberapa minggu (biasanya tidak lebih dari
3 minggu). Pola pergerakan harga pada flag, harga mengalami kenaikan/penurunan
yang relative cukup signifikan (flagpole) lalu bergerak kearah samping dalam
suatu trading range (bendera), kemudian harga bergerak kembali melanjutkan
pergerakan trend sebelumnya. Berikut ini gambar ilustrasinya:
·
Pennants
Pola
pennants bentuknya tidak jauh berbeda dengan pola flag, bedanya hanya terletak
pada bentuk ujungnya saja, kalau flag berbentuk segiempat sedangkan pennants
tampak seperti segitiga simetris atau dua garis yang ujungnya menyempit. Pola
pennants ini memiliki cirri-ciri yang sama dengan pola flag baik dari waktu
yang diperlukan untuk pola tersebut terjadi secara sempurna sampai dengan
karakteristik serta mengukur target pergerakan harga pada saat terjadi
penembusan. Pola ini relative cukup sering terjadi baik pada trend naik atau
turun. Berikut ini gambar ilustrasinya:
·
Triangle
Pola dasar triangle adalah terbentuk dari dua garis yang ujungnya saling
menyempit atau konvergen. Polanya sangat mirip dengan pennant, tapi triangle
tidak menggunakan tiang (pole) sebagai target price. Pola triangle memiliki
waktu yang lebih fleksibel (1 hingga 3 bulan), jika kurang dari 3 minggu maka
cenderung diidenfikasikan sebagai pennants. Sedangkan dari pergerakan volume,
normalnya adalah terjadi penurunan sepanjang pembentukan pola dan adanya
ekspansi volume yang cukup signifikan mendukung saat terjadinya penembusan
pola. Pola triangle yang terbentuk ada dua, yaitu ascending triangle dan descending
triangle. Berikut ini gambar ilustrasinya:
descending
triangle
·
Wedge
Pola wedge sangat mirip dengan pola triangle, perbedaannya terletak pada
kemiringannya. Pola
wedge ini terbagi menjadi dua jenis yaitu falling wedge dan rising wedge.
Apabila yang terbentuk adalah falling
wedge maka indikasi yang diberikan adalah terjadi pergerakan bullish
pada saat harga saham sedang bergerak dalam suatu trend naik dan sebaliknya
untuk pola rising wedge. Antara triangle dan wedge keduanya memiliki
karakteristik yang sama, selama pembentukan pola volume yang bergerak menurun
dan mulai menunjukkan pergerakan naik pada saat penembusan dan semakin besar
saat penembusan terjadi. Waktu yang diperlukan relative
sama dengan pola flag dan pennants. Tidak ada cara khusus untuk mengukur target
price, namun cara-cara yang ada dari pola yang lainnya dapat diterapkan misal
cara mengukur target price pada pola triangle. Berikut ini gambar ilustrasinya:
raising
wedge
3.
macam-macam trend dalam analisis teknikal :
·
Uptrend
adalah garis yang menghubungkan antara titik harga rendah dengan titik harga
rendah berikutnya, garis tersebut tidak memotong titik harga rendah
diantaranya, antara titik harga rendah pertama dengan titik harga rendah
berikutnya terjadi peningkatan harga atau membentuk slope positif.
Contoh
:
·
Downtend
merupakan kebalikan dari uptrend. Downtrend adalah garis yang menghubungkan
antara titikharga tinggi dengan titik harga tinggi berikutnya, garis tersebut
tidak memotong titik harga tinggi diantaranya. Antara titik harga harga tinggi
pertama dengan titik harga tinggi berikutnya terjadi penurunan harga atau
membentuk slope negatif.
Contoh
:
·
Sideway
trend adalah garis bantu yang menunjukkan daerah sensitif. Garis batas atas
adalah garis yang menghubungkan antara titik harga tinggi dengan titik harga
tinggi berikutnya.garis tersebut tidak memotong titik harga tinggi diantaranya.
Titik harga tinggi pertama dengan titik harga tinggi berikutnya membentuk garis
horisontal. Garis batas bawah adalah garis yang menghubungkan antara titik
harga rendah dengan titik harga rendah berikutnya. Garis tersebut tidak
memotong titik harga rendah diantaranya. Titik harga rendah pertama dengan titik
harga rendah berikutnya membentuk garis horisontal. Garis sensitif yang melalui
titik rendah dinamakan support level, sedangkan garis yang melalui titik tinggi
disebut resistance level.
Contoh
:
4.
indikator perdagangan :
1.
Indikator
a.
Indikator Tren
Tren adalah sebuah kata yang menggambarkan
adanya pergerakan satu arah yang kuat di untuk beberapa waktu ke depan. Tren
bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator tren menghaluskan
data harga yang bervariasi untuk menciptakan komposisi arah pasar. (contoh:
Moving Average). Moving average
merupakan indikator yang menunjukkan rata-rata nilai harga periode waktu
tertentu. Data harga periode waktu tertentu dipakai menentukan rata-rata harga
saat ini. metode paling populer yang menjelaskan indikator moving average
adalah menghubungkan rata-rata harga dengan rata-rata harga itu sendiri.
Indikasi yang paling sederhana yaitu sinyal beli, saat harga naik diatas
rata-rata harga. Sinyal jual, saat harga turun dibawah rata-rata harga itu
sendiri.
b.
Indikator Kekuatan
Kekuatan pasar menggambarkan intensitas dari opini pasar
yang berhubungan dengan sebuah harga dengan melihat posisi pasar yang diambil
oleh beragam pelaku pasar. Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk
indikator ini. Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh:
Volume)
c.
Indikator Volatilitas
Indikator volatilitas adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan kekuatan pergerakan, atau ukuran, dari fluktuasi
harga harian terpisah dari arahnya. Umumnya, perubahan pada volatilitas
cenderung mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band). Bollinger bands, ide dasar indikator ini adalah
standard deviasi. Sinyal masuk pasar (beli) apabila harga mendekati atau
dibawah garis batas bawah. Sinyal keluar pasar (jual) apabila harga mendekati
atau diatas garis batas atas. Apabila nilai indikator bollinger bands dalam
kondisi tinggi, menunjukkan fluktuasi perubahan harga bergerak sangat lebar.
Apabila nilai indikator billinger bands dalam kondisi rendah, menunjukkan
fluktuasi perubahan harga sempit (kondisi stabil).
d.
Indikator Siklus
Siklus digunakan untuk mengindikasikan adanya pola berulang
dari pergerakan pasar, khusus untuk peristiwa berulang seperti musim, pemilihan
umum, dan lainnya. Banyak pasar memiliki kecenderungan bergerak dalam pola
siklus. Indikator siklus berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu.
(contoh: Elliot Wave)
e.
IndikatorSupport/Resistance
Support resistance menggambarkan level harga dari kenaikan
dan penurunan berulang dan kemudian berbalik arah. (contoh: Trend Lines)
f.
Indikator Momentum
Momentum adalah istilah umum untuk menggambarkan kecepatan
pergerakan harga di periode tertentu. Indikator momentum menentukan kekuatan
atau kelemahan dari sebuah tren. Momentum berada tertinggi ketika mulainya
sebuah trend dan terendah pada saat perubahan arah. Divergence arah apapun dari
harga dan momentum mengindikasikan pergerakan telah melemah. Jika terjadi
pergerakan harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal
dari akhir pergerakan di arah tersebut. Jika momentum bergerak tren dengan kuat
dan harga bergerak datar, hal itu memberikan sinyal adanya potensi perubahan
arah harga. (contoh: RSI, Stochastic, MACD)
5.
Saya akan menggunakan dua analisis tersebut, yaitu fundamental dan teknikal.
Karena analisis tersebut pada dasarnya adalah satu-kesatu atau saling
melengkapi dalam menganalisis suatu saham. Fundamental dengan melihat kinerja
perusahaan dari data laporan keuangan yang dikeluarkan. Sedangkan teknikal saya
menggunakan berbagai indikator seperti yang disampaikan di atas.
6. yogyakarta tidaklah cocok bila dipimpin
seorang Jokowi, karena bila Yogyakarta dipimpin seorang Jokowi maka aset-aset
keraton Yogyakarta akan dicabut. Aset tersebut seperti tanah yang disewakan
untuk rakyat, tanah yang sedang dipakai untuk fasilitas kota Yogyakarta dan lain
sebagainya. Bila Yogyakarta menjadi kota Industri maka akan menambah polusi di
Yogyakarta sehingga nama Yogyakarta yang terkenal dengan keindahannya dan
budayanya akan hilang.
Oleh sebab itu Yogyakarta lebih cocok
dipimpin oleh seorang Sultan Hamengkubuwono. Karena Sultan dimata masyarakat
Yogyakarta lebih memiliki kewibawaan dan dihormati seluruh rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA
tanggal 22 November 2012
tanggal 22 November 2012